Dampak Krisis Global terhadap
Perekonomian Indonesia
PELAJARAN
SOFTSKILL :
PEREKONOMIAN INDONESIA
DOSEN :
S. TIWI
KELAS
:
1EB23
KELOMPOK
: 8
NAMA
NPM
1. DEDE
ERAWATI 28211410
2. DESTY
HAPSARI 21211912
3. DINA
RAMADHANIA 22211145
4. RATNA TRI
UTAMI 25211903
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami
sehingga kami berhasil menyelesaikan Tulisan ini yang alhamdulillah tepat pada
waktunya yang berjudul “Dampak Krisis Global terhadap Perekonomian Indonesia”.
Tulisan ini berisi informasi
tentang dampak-dampak krisis global
terhadap perekonomian di Indonesia. Tulisan ini dibuat untuk memenuhi syarat
untuk penilaian mata kuliah softkill Perekonomian Indonesia. Tulisan ini juga
untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Dalam penulisan tulisan ini kami
merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun
materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki kami. Untuk itu kritik dan saran
dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah
ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang
membantu dalam menyelesaikan tulisan ini.
DAFTAR ISI
Cover ………………………………………………………………………
1
Kata Pengantar ……………………………………………………………………… 2
Daftar Isi ………………………………………………………………………
3
Pendahuluan ……………………………………………………………………… 4
Pembahasan Masalah ……………………………………………………………………… 5
Penutup ………………………………………………………………………
12
Saran .,……………………………………………………………………..
13
Daftar Pustaka ………………………………………………………………………
14
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Krisis global adalah salah satu
dilema yang sedang dihadapi Indonesia sejak dahulu hingga sekarang. Dan ini
adalah dinamika kehidupan ekonomi yang tidak tetap perubahannya. Kadang sistem
ekonomi dunia naik, kadang sistem ekonomi dunia merosot drastis. Ini
menyebabkan gejolak besar bagi kehidupan ekonomi seluruh dunia, tak terkecuali
Indonesia. Akibat langsungnya adalah meledaknya harga kebutuhan pokok di
Indonesia. Yang mana sebelumnya saja sudah menjepit dompet masyarakat dan kini
semakin menekan sektor-sektor usaha yang menyediakan kebutuhan tersebut.
Misalnya: Petani yang menyediakan sayur mayur kini kesulitan dalam mencari
pupuk yang murah, padi menjadi kurang subur dan pasokan yang terbatas membuat
harga beras melonjak. Ini adalah satu dari ribuan keluhan masyarakat dalam
merasakan dampak buruk dari krisis global ini. Sehingga tema “Krisis Ekonomi
Global” ini sangat cocok untuk menjadi bahan diskusi bagi mahasiswa karena
mahasiswa juga mengalami dilema ini dalam hidupnya.
B. TUJUAN PENULISAN
Supaya mahasiswa
dapat lebih kritis terhadap situasi krisis ekonomi global yang mana sekarang
menjadi topik hangat dan dilema luar biasa bagi seluruh dunia. Paling tidak
mahasiswa dapat memecahkan masalah kecil yang berhubungan dengan krisis ekonomi
global tersebut. Diharapkan pula makalah ini dapat menjadi acuan belajar dalam
mempelajari permasalahan ekonomi di Perguruan Tinggi
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
A. PENGERTIAN
KRISIS EKONOMI GLOBAL
Krisis ekonomi Global merupakan
peristiwa di mana seluruh sektor ekonomi pasar dunia mengalami keruntuhan dan
mempengaruhi sektor lainnya di seluruh dunia. Ini dapat kita lihat bahwa negara
adidaya yang memegang kendali ekonomi pasar dunia yang mengalami keruntuhan
besar dari sektor ekonominya. Bencana pasar keuangan akibat rontoknya
perusahaan keuangan dan bank-bank besar di Negeri Paman Sam satu per satu, tinggal
menunggu waktu saja. Bangkrutnya Lehman Brothers langsung mengguncang bursa
saham di seluruh dunia. Bursa saham di kawasan Asia seperti di Jepang,
Hongkong, China, Asutralia, Singapura, India, Taiwan dan Korea Selatan,
mengalami penurunan drastis 7 sd 10 persen. Termasuk bursa saham di kawasan
Timur Tengah, Rusia, Eropa, Amerika Selatan dan Amerika Utara. Tak terkecuali
di AS sendiri, Para investor di Bursa Wall Street mengalami kerugian besar.
B. AKIBAT
TERJADINYA KRISIS EKONOMI GLOBAL
1. AKIBAT KRISIS EKONOMI
GLOBAL BAGI LUAR NEGERI
Pada tahun 1907 krisis perbankan
Internasional dimulai di New York, setelah beberapa decade sebelumnya yakni
mulai tahun 1860-1921 terjadi peningkatan hebat jumlah bank di Amerika s/d 19
kali lipat. Selanjutnya, tahun 1920 terjadi depresi ekonomi di Jepang. Kemudian
pada tahun 1922 – 1923 German mengalami krisis dengan hyper inflasi yang
tinggi. Karena takut mata uang menurun nilainya, gaji dibayar sampai dua kali
dalam sehari. Selanjutnya, pada tahun 1927 krisis keuangan melanda Jepang (37
Bank tutup); akibat krisis yang terjadi pada bank-bank Taiwan
Pada tahun 1929 –
30 The Great Crash (di pasar modal NY) & Great Depression (Kegagalan
Perbankan); di US, hingga net national product-nya terbangkas lebih dari
setengahnya. Selanjutnya, pada tahun 1931 Austria mengalami krisis perbankan,
akibatnya kejatuhan perbankan di German, yang kemudian mengakibatkan
berfluktuasinya mata uang internasional. Hal ini membuat UK meninggalkan
standard emas. Kemudian1944 – 66 Prancis mengalami hyper inflasi akibat dari
kebijakan yang mulai meliberalkan perekonomiannya. Berikutnya, pada tahun 1944
– 46 Hungaria mengalami hyper inflasi dan krisis moneter. Ini merupakan krisis
terburuk eropa. Note issues Hungaria meningkat dari 12000 million (11 digits)
hingga 27 digits.
Pada
tahun 1945 – 48 Jerman mengalami hyper inflasi akibat perang dunia kedua..
Selanjutnya tahun 1945 – 55 Krisis Perbankan di Nigeria Akibat pertumbuhan bank
yang tidak teregulasi dengan baik pada tahun 1945. Pada saat yang sama, Perancis
mengalami hyperinflasi sejak tahun 1944 sampai 1966. Pada tahun (1950-1972)
ekonomi dunia terasa lebih stabil sementara, karena pada periode ini tidak
terjadi krisis untuk masa tertentu. Hal ini disebabkan karena Bretton Woods
Agreements, yang mengeluarkan regulasi di sektor moneter relatif lebih ketat
(Fixed Exchange Rate Regime). Disamping itu IMF memainkan perannya dalam
mengatasi anomali-anomali keuangan di dunia. Jadi regulasi khususnya di
perbankan dan umumnya di sektor keuangan, serta penerapan rezim nilai tukar
yang stabil membuat sektor keuangan dunia (untuk sementara) “tenang”.
Namun ketika tahun 1971 Kesepakatan
Breton Woods runtuh (collapsed). Pada hakikatnya perjanjian ini runtuh akibat
sistem dengan mekanisme bunganya tak dapat dibendung untuk tetap mempertahankan
rezim nilai tukar yang fixed exchange rate. Selanjutnya pada tahun 1971-73
terjadi kesepakatan Smithsonian (di mana saat itu nilai 1 Ons emas = 38 USD).
Pada fase ini dicoba untuk menenangkan kembali sektor keuangan dengan perjanjian
baru. Namun hanya bertahan 2-3 tahun saja.
Pada tahun
1973 Amerika meninggalkan standar emas. Akibat hukum “uang buruk (foreign
exchange) menggantikan uang bagus (dollar yang di-back-up dengan emas)-(Gresham
Law)”. Pada tahun 1973 dan sesudahnya mengglobalnya aktifitas spekulasi sebagai
dinamika baru di pasar moneter konvensional akibat penerapan floating exchange
rate sistem. Periode Spekulasi; di pasar modal, uang, obligasi dan derivative.
Maka tak aneh jika pada tahun 1973 –
1874 krisis perbankan kedua di Inggris; akibat
Bank of England meningkatkan kompetisi pada supply of credit.
Pada tahun 1974 Krisis pada
Eurodollar Market; akibat west German Bankhaus ID Herstatt gagal mengantisipasi
international crisis. Selanjutnya tahun 1978-80 Deep recession di negara-negara
industri akibat boikot minyak oleh OPEC, yang kemudian membuat melambung
tingginya interest rate negara-negara industri.
Selanjutnya sejarah mencatat bahwa pada tahun 1980 krisis dunia ketiga; banyaknya hutang dari negara dunia ketiga disebabkan oleh oil booming pada th 1974, tapi ketika negara maju meningkatkan interest rate untuk menekan inflasi, hutang negara ketiga meningkat melebihi kemampuan bayarnya. Pada tahun 1980 itulah terjadi krisis hutang di Polandia; akibat terpengaruh dampak negatif dari krisis hutang dunia ketiga. Banyak bank di eropa barat yang menarik dananya dari bank di eropa timur.
Pada saat yang hampir bersamaan yakni di tahun 1982 terjadi krisis hutang di Mexico; disebabkan outflow kapital yang massive ke US, kemudian di-treatments dengan hutang dari US, IMF, BIS. Krisis ini juga menarik Argentina, Brazil dan Venezuela untuk masuk dalam lingkaran krisis.
Selanjutnya sejarah mencatat bahwa pada tahun 1980 krisis dunia ketiga; banyaknya hutang dari negara dunia ketiga disebabkan oleh oil booming pada th 1974, tapi ketika negara maju meningkatkan interest rate untuk menekan inflasi, hutang negara ketiga meningkat melebihi kemampuan bayarnya. Pada tahun 1980 itulah terjadi krisis hutang di Polandia; akibat terpengaruh dampak negatif dari krisis hutang dunia ketiga. Banyak bank di eropa barat yang menarik dananya dari bank di eropa timur.
Pada saat yang hampir bersamaan yakni di tahun 1982 terjadi krisis hutang di Mexico; disebabkan outflow kapital yang massive ke US, kemudian di-treatments dengan hutang dari US, IMF, BIS. Krisis ini juga menarik Argentina, Brazil dan Venezuela untuk masuk dalam lingkaran krisis.
Perkembangan berikutnya, pada tahun
1987 The Great Crash (Stock Exchange), 16 Oct 1987 di pasar modal US & UK.
Mengakibatkan otoritas moneter dunia meningkatkan money supply. Selanjutnya
pada tahun 1994 terjadi krisis keuangan di Mexico; kembali akibat kebijakan
finansial yang tidak tepat. Pada tahun 1997-2002 krisis keuangan melanda Asia
Tenggara; krisis yang dimulai di Thailand, Malaysia kemudian Indonesia, akibat
kebijakan hutang yang tidak transparan. Krisis Keuangan di Korea; memiliki
sebab yang sama dengan Asteng.
Kemudian, pada tahun 1998 terjadi
krisis keuangan di Rusia; dengan jatuhnya nilai Rubel Rusia (akibat spekulasi)
Selanjutnya krisis keuangan melanda Brazil di tahun 1998. pad saat yang hamper
bersamaan krisis keuangan melanda Argentina di tahun 1999. Terakhir, pada tahun
2007-hingga saat ini, krisis keuangan melanda Amerika Serikat. Dari data dan fakta
historis tersebut terlihat bahwa dunia tidak pernah sepi dari krisis yang
sangat membayakan kehidupan ekonomi umat manusia di muka bumi ini.
2. AKIBAT KRISIS
EKONOMI GLOBAL BAGI DALAM NEGERI
Resesi ekonomi yang kini melanda AS,
juga gejolak keuangan di beberapa belahan dunia, tak boleh dipandang remeh.
Pemerintah harus waspada dan antisipatif, karena resesi ekonomi AS kemungkinan
semakin parah sehingga bisa berdampak hebat terhadap kehidupan ekonomi di dalam
negeri. Di sisi lain, sektor keuangan di beberapa belahan dunia yang lain kini
juga bergejolak dan potensial berimbas ke mana-mana, termasuk ke Indonesia.
Eropa Timur dan Amerika Latin
sebenarnya pernah mengalami krisis ekonomi dan keuangan. Namun, saat itu krisis
tersebut lebih karena pengaruh pergolakan politik di masing-masing negara. Tapi
kini krisis ekonomi di kedua kawasan amat potensial karena bubble di sektor
keuangan sudah amat berlebihan. Artinya, bubble tersebut hampir pasti segera
pecah. Celakanya, kalau negara-negara berkembang yang terkena krisis ekonomi,
lembaga-lembaga keuangan internasional cenderung lepas tangan. Akibatnya,
krisis yang terjadi bisa sangat parah dan potensial mengimbas ke wilayah lain.
Warung-warung di
pelosok Jakarta kini bertumbangan ke jurang kebangkrutan. Itu sebagai bukti
bahwa rakyat kebanyakan sudah tak berbelanja lagi. Sementara lapisan atas
justru berbelanja keperluan sehari-hari ke pasar-pasar modern milik pengusaha
besar. Ini menyebabkan kefailitan raksasa bagi dunia bisnis.
Saat ini dampak resesi ekonomi
global yang paling dirasakan adalah pada masyarakat menengah ke atas, terlebih
mereka yang bermain saham, valuta asing dan investasi emas. Dari pantauan media
di sejumlah pasar di tanah air, sejak BEJ melakukan suspend pada Jum’at
(10/10) kemarin, harga
bahan-bahan pangan mulai merangkak naik. Jika sudah begini, masyarakat bawah
yang paling merasakan dampaknya.
Walau beberapa
kebutuhan pokok, seperti harga beras masih bertahan yakni untuk jenis IR 64
berkisar; Rp6.000/kg, beras kuku balam super; Rp7.000/ kg, minyak goreng;
Rp.8000/kg dan gula pasir Rp.6.000/kg relatif stabil. Demikian juga dengah
harga ayam kampung yang tetap di harga Rp40.000/kg dan telur bebek
Rp1.300-Rp1.400 per butir. Namun, tak ada jaminan harga-harga kebutuhan pokok
ini tidak akan merangkak naik.
Sedangkan harga bahan pangan lainnya
seperti daging lembu yang sempat bertengger di posisi Rp 60.000-Rp65.000/kg,
turun menjadi Rp.45.000/kg. Sedangkan harga-harga yang mulai naik, antara lain;
ayam potong yang beberapa waktu lalu Rp22.000/kg, kini menjadi Rp.25.000/kg.
Telur ayam potong yang kemarin sempat Rp800-Rp850/butir, kini naik,
Rp.2000/butir. Harga sayur mayur seperti cabai merah Rp20.000/kg, naik menjadi
Rp. 30.000/kg. Adapun bawang merah Rp9.000 naik menjadi Rp10.000/kg; tomat naik
ke posisi Rp 6.000 per kg dari Rp.5000/kg.
Selain itu, kenaikan harga bahan
baku di sektor properti akibat pengaruh krisis ekonomi global, sangat mungkin
terjadi. Seperti di kutip dari Antara.co.id, Wakil Ketua DPD Real Estate
Indonesia (REI) Jawa Tengah, Adib Adjiputra, di Solo, beberapa waktu lalu
mengatakan, harga bahan baku yang diproduksi di dalam negeri maupun luar
negeri, berpotensi terpengaruh oleh krisis ekonomi ini.
Harga bahan baku
seperti besi, keramik, semen dan sejumlah aksesori rumah lainnya yang berasal
dari industri manufaktur, kata dia, sangat rentan mengalami kenaikan.
Kenaikan bahan baku
akibat dampak krisis ekonomi ini akan semakin menyulitkan sektor properti,
setelah sebelumnya juga diterpa kenaikan harga bahan baku akibat kenaikan bahan
bakar minyak (BBM).
Pada sektor properti ini, tipe rumah
kelas menengah ke atas yang akan paling besar terkena dampak terjadinya krisis
ekonomi ini. Kenaikan tingkat suku bunga pasti akan mengikutinya. Sehingga
harga cicilan rumah perbulannya akan naik. Sedangkan untuk rumah kelas menengah
ke bawah sedikit tidak berpengaruh karena sebagian sudah disubsidi pemerintah.
C. SEPULUH CARA
MENGATASI KRISIS EKONOMI GLOBAL OLEH PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
Presiden menegaskan
10 langkah yang harus ditempuh semua pihak untuk menghadapi krisis keuangan
yang terjadi di Amerika Serikat (AS), sehingga tidak berdampak buruk terhadap
pembangunan nasional.
Pertama, Presiden
mengajak semua pihak dalam menghadapi krisis global harus terus memupuk rasa
optimisme dan saling bekerjasama sehingga bisa tetap menjagar kepercayaan
masyarakat.
Kedua, pertumbuhan
ekonomi sebesar enam persen harus terus dipertahankan antara lain dengan terus
mencari peluang ekspor dan investasi serta mengembangkan perekonomian domestik.
Ketiga
adalah optimalisasi APBN 2009 untuk terus memacu pertumbuhan dengan tetap
memperhatikan `social safety net` dengan sejumlah hal yang harus diperhatikan
yaitu infrastruktur, alokasi penanganan kemiskinan, ketersediaan listrik serta
pangan dan BBM.
Untuk itu perlu dilakukan efisiensi penggunaan anggaran APBN maupun APBD khususnya untuk peruntukan konsumtif.
Untuk itu perlu dilakukan efisiensi penggunaan anggaran APBN maupun APBD khususnya untuk peruntukan konsumtif.
Keempat, ajakan
pada kalangan dunia usaha untuk tetap mendorong sektor riil dapat bergerak.
Bila itu dapat dilakukan maka pajak dan penerimaan negara bisa terjaga dan juga
tenaga kerja dapat terjaga. Sementara Bank Indonesia dan perbankan nasional
harus membangun sistem agar kredit bisa mendorong sektor riil. Di samping itu,
masih menurut Kepala Negara, pemerintah akan menjalankan kewajibannya untuk
memberikan insentif dan kemudahan secara proporsional.
Kelima, semua pihak
lebih kreatif menangkap peluang di masa krisis antara lain dengan mengembangkan
pasar di negara-negara tetangga di kawasan Asia yang tidak secara langsung
terkena pengaruh krisis keuangan AS.
Keenam,
menggalakkan kembali penggunaan produk dalam negeri sehingga pasar domestik
akan bertambah kuat.
Ketujuh, perlunya
penguatan kerjasama lintas sektor antara pemerintah, Bank Indonesia, dunia
perbankan serta sektor swasta.
Kedelapan, semua
kalangan diharapkan untuk menghindari sikap ego-sentris dan memandang remeh
masalah yang dihadapi.
Kesembilan,
mengingat tahun 2009 merupakan tahun politik dan tahun pemilu, kaitannya dengan
upaya menghadapi krisis keuangan AS adalah memiliki pandangan politik yang non
partisan, serta mengedepankan kepentingan rakyat di atas kepentingan golongan
maupun pribadi termasuk dalam kebijakan-kebijakan politik.
Kesepuluh, Presiden
meminta semua pihak melakukan komunikasi yang tepat dan baik pada masyarakat.
Tak hanya pemerintah dan kalangan pengusaha, serta perbankan, Kepala Negara
juga memandang peran pers dalam hal ini sangat penting karena memiliki akses
informasi pada masyarakat.
D. TANGGAPAN
MAHASISWA TERHADAP KRISIS EKONOMI GLOBAL
Sebagai insan kritis dan intelektual,
kita harus menyadari dan mengakui dampak hebat dari krisis ekonomi global ini.
Karena ini bukan saja merupakan masalah negara saja, kita sebagai rakyat yang
juga terkena akibat dari krisis ini. Sehingga menjadi kewajiban kita untuk
ambil bagian dalam mencari pemecahan persoalan dalam permasalahan ini.
Dalam persoalan
sehari-hari kita sebagai rakyat melakukan sesuatu apa adanya. Dengan cara
menghemat dan selektif dalam memilih kebutuhan pokok khususnya, adalah salah
satu cara kita menghadapi krisis ekonomi global. Saran bagi pemerintahan adalah
untuk lebih memperhatikan sektor usaha kecil yang sejujurnya hampir tidak
terlirik oleh pemerintah yang terlalu memprioritaskan usaha raksasa
(perusahaan) , BUMN, dan jasa umum.
Padahal sektor
usaha kecil adalah salah satu sumber mata pencaharian rakyat yang harusnya
dibesarkan. Usaha kecil dimungkinkan untuk menarik banyak investor untuk
menanamkan modalnya, sehingga rakyat menjadi mandiri dan pemerintah menjadi
lebih diringankan untuk permasalahan pemberdayaan ekonomi rakyat. Untuk
selanjutnya pemerintah tinggal menjalankan program kerja untuk mengatasi krisis
global tersebut sehingga rakyat dan pemerintah menjadi partner dalam
menanggulangi permasalahan ini.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Setelah membaca makalah
di atas, dapat disimpulkan bahwa:
a. Krisis ekonomi
Global merupakan peristiwa di mana seluruh sektor ekonomi pasar dunia mengalami
keruntuhan dan mempengaruhi sektor lainnya di seluruh dunia
b. Krisis ekonomi Global terjadi karena permasalahan ekonomi pasar di sluruh dunia yang tidak dapat dielakkan karena kebangkrutan maupun adanya situasi ekonomi yang carut marut.
c. Sektor yang terkena imbasan Krisis Ekonomi Global adalah seluruh sektor bidang kehidupan. Namun yang paling tampak gejalanya adalah sektor bidang ekonomi dari terkecil hingga yang terbesar.
d. Cara mengatasi permasalah Krisis ekonomi bagi masyarakat adalah lebih selektif dalam memenuhi kebutuhan dan bersikap kooperatif bersama pemerintah dan sebaliknya dari pemerintah untuk lebih sigap dalam situasi masyarakat.
e. Sebagai mahasiswa kita harus kritis dan menanggapi dengan cepat permasalahan kehidupan yang terjadi saat ini khususnya krisis ekonomi global ini. Paling tidak dari hal kecil, sehingga untuk hal besar kita akan lebih siap menghadapinya.
b. Krisis ekonomi Global terjadi karena permasalahan ekonomi pasar di sluruh dunia yang tidak dapat dielakkan karena kebangkrutan maupun adanya situasi ekonomi yang carut marut.
c. Sektor yang terkena imbasan Krisis Ekonomi Global adalah seluruh sektor bidang kehidupan. Namun yang paling tampak gejalanya adalah sektor bidang ekonomi dari terkecil hingga yang terbesar.
d. Cara mengatasi permasalah Krisis ekonomi bagi masyarakat adalah lebih selektif dalam memenuhi kebutuhan dan bersikap kooperatif bersama pemerintah dan sebaliknya dari pemerintah untuk lebih sigap dalam situasi masyarakat.
e. Sebagai mahasiswa kita harus kritis dan menanggapi dengan cepat permasalahan kehidupan yang terjadi saat ini khususnya krisis ekonomi global ini. Paling tidak dari hal kecil, sehingga untuk hal besar kita akan lebih siap menghadapinya.
SARAN
Kepada masyarakat untuk tetap
bersabar terhadap situasi permasalahan kita ini dan mempercayakan segala
sesuatu kepada pemerintah. Dan dimulai dari pribadi dan diri sendiri, untuk
mengikuti saran yang telah dituliskan di atas. Dan bagi para mahasiswa untuk
menjadi lebih kritis. Semoga makalah ini menjadi kajian yang baik meskipun
masih terdapat kekurangan. Atas perhatian dari seluruh pihak, kami ucapkan
terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.opensubscriber.com/message/motivasi@yahoogroups.com/10510614.html
http://kompas.co.id/read/xml/2008/10/02/23553141/kekhawatiran.krisis.ekonomi.global.benamkan.saham.dunia
http://www.syaldi.web.id/2008/02/gerakan-mahasiswa-indonesia-tahun-1998-sebuah-proses-perubahan-sosial/
http://borneo-tribune.net/2008/11/01/dampak-krisis-ekonomi-global-sawit-aman-karet-tak-aman/Agustianto, http://www.opensubscriber.com/message/motivasi@yahoogroups.com/10510614.html
Kompas, 2 Oktober 2008 “Kekhawatiran Krisis Ekonomi Global Benamkan Saham Dunia”
Jacko Agun,” http://jackoagun.multiply.com/journal/item/34 “Krisis Global dan Cara Mengatasinya (versi Pemerintah)
http://kompas.co.id/read/xml/2008/10/02/23553141/kekhawatiran.krisis.ekonomi.global.benamkan.saham.dunia
http://www.syaldi.web.id/2008/02/gerakan-mahasiswa-indonesia-tahun-1998-sebuah-proses-perubahan-sosial/
http://borneo-tribune.net/2008/11/01/dampak-krisis-ekonomi-global-sawit-aman-karet-tak-aman/Agustianto, http://www.opensubscriber.com/message/motivasi@yahoogroups.com/10510614.html
Kompas, 2 Oktober 2008 “Kekhawatiran Krisis Ekonomi Global Benamkan Saham Dunia”
Jacko Agun,” http://jackoagun.multiply.com/journal/item/34 “Krisis Global dan Cara Mengatasinya (versi Pemerintah)